Sabtu, 14 Februari 2015

Valentine's Day

Oke sebenernya tulisan gue ini bukan sepenuhnya tentang hari valentine sih, cuma berhubung hari ini adalah hari valentine, yaah gak apa-apalah ya ikutan dikit..

Sebelumnya gue mau cerita sedikit tentang hari ini. Harusnya, hari ini bisa dibilang 'one of best day of my life', karena tadi pagi akhirnya gue mendapatkan novel yang sudah gue tunggu-tunggu dari beberapa bulan yang lalu, dan meskipun masih pre-order setidaknya gue dapat memastikan bahwa gue akan mendapatkan novel itu + ttd penulisnya. Btw, itu novelnya Sitta Karina - Lukisan Hujan.

Lalu hari ini itu ada promo 'buy one get one free' dari  Sport Station, dan berhubung gue sangat menginginkan running shoes, promo ini tentunya sangat membantu disaat kondisi finansial gue yang sedang dalam keadaan tidak cukup baik. Tapi kemudian ada suatu hal yang membuat hari gue tidak cukup mengenakkan. Padahal gue dapat sepatunya, walaupun bukan sepatu yang selama ini gue incar.

Ya, ini berhubungan dengan seseorang. Orang ini sudah cukup sering gue bahas di blog. Hal ini membuat gue tiba-tiba memikirkan sebuah momen -belum terjadi tentunya- , dan terciptalah cerita ini.

Ini momennya...

Anna sedang menonton tv sambil chatting dengan temannya saat salah satu temannya itu mengirimkan pesan yang membuatnya sedikit terkejut,

Gue tau sih ini sudah malam, tapi boleh keluar rumah sebentar?

Anna melirik jam dinding di atas tv, jarum jam menunjuk ke angka 10.

Tanpa berpikir dua kali Anna langsung izin kepada ibunya dan segera keluar rumah. Ternyata temannya sudah menunggu di depan pagar.

"Kenapa, As?" Tanya Anna sambil membuka pagar lalu mempersilahkan Dias untuk masuk, tapi Dias memilih tetap di luar pagar, "di sini aja, An. Gue bentar doang, kok."

Anna menatap Dias, menunggunya mengatakan sesuatu. Dias lalu mengulurkan tangannya sambil memberikan tiga pucuk bunga mawar berwarna merah muda.

"Bunga?" Tanya Anna heran.
"Iya. Sekarang hari valentine kan?"
"Iya sih. Cuma aneh aja, kok tiba-tiba ngasih bunga?" Anna seketika merasakan detak jantungnya berdetak lebih cepat. Anna menatap mata Dias, dia tau mereka memang dekat, tapi sepertinya hal yang dipikirkannya saat ini adalah sesuatu yang cukup mustahil. Tapi, mungkinkah?

"Harusnya tadi lo yang nemenin gue, jadi gue bisa ngasih bunga ini pas kita lagi makan. Malam mingguan, di hari valentine. Pas kan? Tanggalnya bagus."

Anna mencoba menahan senyumnya, tidak berani berharap. Berusaha untuk menyangkal apa yang dipikirkannya saat ini. "Dan gue ngomongnya gak perlu buru-buru gini karena udah malem. Lo tau kan gue mau ngomong apa?"  Tanya Dias.

"Ngomong apa, As?"

"Kalau lo terima ambil bunganya ya, kalau nggak lo pamit masuk aja."

Anna tertawa, "terima apa?"

"Gue harus bener-bener ngomong ya?" Tanya Dias sambil tersenyum dan menatap mata Anna.

Anna tertawa sambil menatap Dias tepat di matanya. Menantang.

"Anna."

"Iya?"

Dias tersenyum manis, "lo mau jadi pacar gue? Kalau iya, lo ambil bunganya, kalau nggak, lo masuk aja ke dalem rumah sekarang."

Anna terdiam beberapa menit sambil terus menatap ke bawah, kemudian mengambil bunga dari tangan Dias.

Ps: di post ini, dan post-post sebelumnya, entah kenapa waktu yang tercantum tidak sesuai dengan waktu gue mempostnya. Gue menulis ini sekitar pukul 10-11pm.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar